Suzunime

Sumber-Segala-Sesuatu
Seputar Anime Blog Teknologi dan Edukasi! ( ^o^) /

BAHAYA!!! Ini 12 Akibat Jika Suka Membentak Anak

Anak-anak adalah Calon Penerus Bangsa, dan Sadarkah kalian Sebagai Orang Tua Bahaya dari Membentak Anak. Tentu kita semua tidak ingin anak kita jadi generasi yang bodoh kan? :'D

Dan Parahnya sudah banyak ilmuan yang sudah membuktikan bahaya dari membentak anak sangat mempengaruhi kehidupan sang anak kedepannya.


Dari pada penasaran mending kita langsung baca apa-apa saja akibat dari membentak anak atau buah hati kita sendiri, Berikut ulasannya:

1. Membentak Anak Dapat MEMUSNAHKAN Sel Otak Anak
Menurut Martin Teicher, seorang profesor psikiatri di Harvard Medical School, ketika orang tua berteriak kepada anak-anaknya akan terjadi kerusakan struktur otak pada anak. Pada otak anak yang sering dibentak, saluran yang menghubungkan otak kanan dengan otak kiri menjadi lebih kecil. Hal ini mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian. Perubahan ini pada saat anak dewasa akan menyebabkan kecemasan, depresi, dan gangguan kepribadian, resiko bunuh diri dan aktivitas otak yang mirip dengan epilepsi.
Karena bentakan atau perkataan yang kasar dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga.
Dan bahkan sebuah pukulan atau cubitan yang disertai dengan bentakan maka akan membunuh lebih dari bermilyar-milyar sel otak saat itu juga.
Akan tetapi sebaliknya, dengan 1 pujian, kehangatan pelukan dan kasih sayang maka akan membangun dengan sangat baik bibit kecerdasan seorang anak... yang membuat perkembangan otak anak yang sangat cepat.
Hasil penelitian tersebut dari seorang yang bernama Lise Gliot, dia berkesimpulan seperti itu, pada anak yang masih dalam pertumbuhan, terutama pada masa “golden age” yaitu pada umur 2-3 tahun.
Suara hanya cenderung lebih keras, maka sudah menjadi masalah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lise Gliot dari Fakultas Kedokteran Chicago, memarahi anak dapat mengganggu struktur otak anak. Malah pada anak yang masih dalam pertumbuhan otak yakni pada masa golden age yaitu 2-3 tahun pertama kehidupannya, suara keras dan membentak yang keluar dari orang tua dapat menggugurkan sel otak yang sedang tumbuh.
Lise Gliot menjelaskan bahwa suara yang keras dan bentakan yang keluar dari orang tua dapat merusak atau menggugurkan sel otak anak yang sedang tumbuh. 
Sedangkan ketika sang ibu sedang memberikan belaian lembut sambil menyusui anaknya, maka rangkaian otak terbentuk indah.
Penelitian Lise Gliotini ini, dengan melakukan penelitian pada objeknya yaitu anaknya sendiri.
Dia berinisiatif memasang kabel perekam otak yang dihubungkan dengan sebuah monitor komputer, dengan begitu akan terlihat setiap perubahan yang terjadi dalam perkembangan otak anaknya.
Dan dia menyatakan bahwa hasilnya sangat luar biasa, saat sang anak menyusui sang anak maka akan terbentuk rangkaian indah pada sel otak anak.
Namun ketika dia terkejut ketika ada suara yang sedikit keras, maka rangkaian indah sel otak yang menggelembung seperti balon tersebut pecah berantakan, dan kemudian juga terjadi perubahan warna. 
Dari penelitian yang dilakukan Lise Gilot ini menjelaskan bahwa pengaruh marah dan bentakan pada anak akan sangat mempengaruhi perkembangan sel otak anak.
Bahaya, apabila hal tersebut dilakukan secara sering bahkan tidak terkendali, maka dapat berpotensi besar untuk mengganggu struktur otak anak itu sendiri.
Hati-hati ketika ingin memarahi anak...
Sang peneliti Lise Gilot memberikan nasihat bahwa kita harus berhati-hati dalam memarahi sang anak.
Dan tidak hanya itu saja, hal itu juga akan mengganggu fungsi organ-organ penting di dalam tubuh seperti hati, jantung dan yang lainnya.
Adapun efek dari kerusakan pada sel-sel otak karena bentakan akan lebih besar pengaruhnya pada anak-anak, pada remaja dan orang dewasa juga berpotensi mengalami kerusakan, tetapi tidak sebesar dengan yang disertai oleh anak-anak.
Bentakan kepada sang anak akan mengakibatkan hal yang fatal, efek jangka panjangnya dapat dilihat pada orang-orang yang sering mengalami bentakan di masa lalunya (masa kecilnya)
orang-orang tersebut akan lebih banyak melamun, dan juga lambat dalam memahami sesuatu
Kemudian juga biasanya akan mudah untuk meluapkan rasa marah, panik dan sedih. Mereka biasanya akan seringkali mengalami stress hingga depresi dalam hidup
Hal ini karena kesulitan dalam memahami pola-pola masalah yang mereka hadapi. Dan itu semua adalah akibat dari sedikitnya sel-sel otak yang aktif dari yang seharusnya.

2. Cenderung Tidak Punya Rasa Percaya Diri
Biasanya anak yang di bentak ini adalah ia melakukan suatu hal, namun di halangi oleh bentakan orang tua. Dalam waktu jangka panjang, anak malah tidak menemukan kepercayaan dirinya. Ia terlalu takut untuk melakukan hal baru. Ia trauma untuk di bentak orang lain, karena ia sudah lelah untuk di bentak bentak orang tua masa kecil.
Maka dari pada ia harus mengambil resiko berat, yang mana bisa memicu orang lain membentaknya, ia lebih baik mundur. Mengalihkan dengan hal lain. 
Anak yang di besarkan dengan bentakan akan tumbuh menjadi orang yang minder. Ia cenderung tertutup pada temannya. Rasa percaya dirinya sangat rendah.
Sebenarnya ia mampu melakukan beberapa hal yang baik. Namun karena rasa percaya diri yang rendah, maka ia akan menunda pekerjaan itu atau bahka tidak melakukannya. Ia merasa kurang dengan dirinya sendiri. dan terlalu menganggap orang lain itu sempurna.

3. Tingkat Kepercayaan Anak Kepada Orang Tua Menurun
Dimana orang tua kerap dijadikan panutan bagi sang anak pada umumnya, sehingga kebiasaan orang tua akan ditiru sangat anak, termasuk kebiasaan berbicara dengan nada yang kasar dan tinggi.
Memarahi anak di depan teman-temannya, hal ini tentu bisa mempertaruhkan harga diri sang anak ketika berada di tengah lingkungan pertemanan atau lingkungan bermainnya.
Sehingga hal ini dapat mengakibatkan tingkat kepercayaan anak kepada orang tuanya menjadi turun. Alhasil segala petuah / nasehat dari orang tua nantinya hanya dianggap sebelah mata oleh sang anak.
Anak-anak yang dibentak cenderung menjadi takut dengan orang tua mereka. Hal ini menciptakan ketidakpercayaan dan respon memberontak pada anak. Seperti dilansir dari parents.commenurut Dr. Laura Markham anak cenderung akan menutup diri secara emosional. Anak akan mencari dukungan dari orang lain seperti teman-temannya. Hal ini akan menyebabkan hubungan antara orang tua dan anak menjadi tidak sehat di kemudian hari.

4. Anak Kehilangan Inisiatif Karena Takut Salah
Anak yang sering dibentak dan dimarahi, apalagi dimarahi secara membabi buta, maka bisa beresiko menjadi diri anak kesulitan dalam melakukan suatu inisiatif.
Hal itu karena di dalam jiwa sang anak tertanam perasaan takut salah karena sering dibentak. Sehingga anak akan minim sekali dan kesulitan untuk bisa melakukan inisiatif.

5. Kesulitan Menjadi Pendengar Yang Baik
Supaya anak nantinya tumbuh menjadi pribadi sebagai pendengar yang baik, maka sang anak perlu tumbuh di lingkungan yang membuatnya dapat berpikir positif.
Ketika orang tua berbicara dengan nada tinggi alias membentak, justru dapat mengakibatkan anak terganggu perkembangannya dan mengalami pada gangguan pendengaran.
Selain masalah pendengaran, juga masalah hati yang "terluka" karena sang anak menerima perlakuan buruk, alhasil anak akan kesulitan untuk tumbuh menjadi pendengat yang baik.

6. Anak Menjadi Depresi
Membentak anak yang beranjak remaja juga merupakan hal yang tidak baik.
Remaja berusia 13 tahun yang sering dibentak oleh orang tuanya memperlihatkan lebih banyak gejala depresi dibandingkan dengan teman seumurannya yang tidak mendapatkan hal kurang baik itu.
Permasalahan seperti ini dikemukakan sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Child Development. Salah satu poin disebutkan, yaitu alih-alih orang tua “berniat baik” untuk memperbaiki perilaku sang remaja tetapi dengan cara diteriaki, dihina dan dibentak oleh si orang tua, maka hal ini justru membuat perilaku sang remaja masalah tambah buruk.

7. Karena Dibentak, Jantung Anak Mudah Kelelahan
Menurut penjelasan dr Godeliva Maria Silvia Merry, M.Si, dokter yang juga pengajar di UKDW, Yogyakarta, dia menjelaskan bahwa denyut nadi seseorang dapat berubah-ubah yang tergantung dari suara yang didengar.
Sehingga, apabila orang tua “hobi” membentak anak dengan nada tinggi, maka dr Silvia menjelaskan bahwa anak jika terus-terusan terpapar dengan suara bernada kasar dan tinggi
mengakibatkan organ jantung sang anak akan sering berdetak dengan sangat cepat (abnormal), yang menyebabkan jantung menjadi mudah kelelahan. Bahaya yang sama juga bisa terjadi pada orang yang sering mendengarkan musik berirama cepat.

8. Anak akan Tumbuh menjadi Pribadi yang Emosional (Mudah Marah)
Sejak kecil, anak akan belajar untuk bersikap dan berperilaku dari lingkungan yang membentuknya. Jika ia besar di bawah pengawasan orang yang suka membentak, kemungkinan ia akan besar menjadi anak yang suka memberontak. Mengapa? Sebab anak akan belajar dari bagaimana orang tuanya mendidik. Jika ia di didik dengan suara keras, maka saat dewasa ia akan belajar untuk berbicara dengan nada dan suara keras. Sama seperti saat orang tuanya mengajari kala kecil.
Ketika sering dibentak, anak akan meniru hal yang “diterimanya” itu dalam kehidupan sehari-harinya. 
Dimana Anak akan tumbuh menjadi sosok yang mudah marah, sulit mengendalikan diri, emosional, dan suka teriak-teriak. Karena tindak kekerasan baik itu verbal maupun non verbal berdampak buruk pada psikologi sang anak.
Anak yang sudah sering kali di bentak, akan memiliki sikap mudah marah. Biasanya ia akan sama meluapkan emosinya dengan bentakan pula. Entah ia bisa balik membentak orang tua, temannya, atau orang lain yang ada di sekitarnya. Tentu saja kepribadian sering membentak ini akan membentuk perilaku mudah marah. Anak menjadi cenderung agresif dan sensitif.

9. Daya Kreatifitasnya Berkurang dan Kecerdasannya Menurun
Anak dengan di bentak akan takut untuk melakukan hal hal baru. Ketertarikannya akan berkurang. Daya imajinatifnya juga mulai menurun. Sebab keterbatasan untuk melakukan hal baru sangat di kekang. Kebiasaan kecil untuk berperilaku penasaran dan ingin tahu ‘apa itu’ juga turun. Minat turun, akhirnya otak akan membuat pola baru. Yakni kreatifitasnya mulai menurun dari sebelumnya. Tentu saja bukan berdampak saat kecil saja. Namun nantinya saat besar, anak cenderung tidak akan menampilkan kreatifitasnya lagi.
Bahkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa anak yang terbiasa di didik dengan bentakan dikhawatirkan menimbulkan efek negatif. Salah satunya adalah terkait kecerdasan. Kemungkinan besar karena tidak bisanya sel sel otak yang bersambungan atau bersinapsis tadi tidak bisa memicu kecerdasannya dalam merangkai masalah dan menemukan solusinya. Tentu saja ini menyebabkan anak di nilai kurang cerdas dalam hal intelegensi.

10. Anak akan Sulit untuk Berpikir Jernih
Saat di bentak oleh orang lain, apa yang anda rasakan? Gemuruh emosi, marah, kecewa, dan sedih, semuanya berkumpul jadi satu bukan? Berkecambuk dalam hati anda bukan? Bahkan beberapa orang yang di bentak ingin sekali membalas bentakan tersebut.
Namun kadang kala ia tidak memiliki kekuatan serupa untuk membentak balik. Akhirnya mereka sulit untuk berpikir jernih. Bahkan cenderung malah melakukan hal hal yang membahayakan untuk dirinya sendiri.

11. Sulit Dalam Mengambil Keputusan (Mudah Dilema)
Memang sudah sewajarnya jika anak tumbuh dengan bantuan dan bimbingan oleh orang tua. Namun hal ini tidak bisa di biarkan seperti ini terus menerus dan berlarut larut. Anak perlu untuk bisa mengambil tindakan, suatu keputusan untuk dirinya sendiri.
sayangnya dengan didikan yang kerap kali di bentak, membuat mental anak menjadi ciut. Ia akan meminta bantuan orang lain saat hendak mengambil keputusan untuk hidupnya. Ia takut jika keputusan yang ia ambil salah, kemudian orang lain akan menyalahkan dirinya.

12. Anak akan MENIRU Apa yang ANDA Lakukan!
Sudah menjadi kebiasaan, bahwa perilaku dan tindakan anak akan meniru dari orang tua yang mengasuhnya. Akan sama pula kasusnya jika anda sudah biasa untuk membentak anak anda saat di rumah.
bukankah anak ngeyel pada usia 2 sampai 10 tahun adalah hal yang lumrah? Maka saat nantinya si anak besar, ia akan sama membentak anak generasi selanjutnya. Tentu kalian tidak ingin anak kalian nantinya begitu kan! :)


Di samping itu kita sebagai Orang Tua seharusnya lebih mengerti dalam menghadapi si kecil saat melakukan kesalahan, Kita ambil pandangan saja "Wajar kan kalau anak kecil melakukan kesalahan? jadi buat apa memarahinya" saya pikir itu tidak perlu. namun hanya perlu di berikan teguran kecil atau sesuatu yang tidak membuat mental anak kita ini turun dan rusak.

Cara Menghadapi Anak yang Melakukan Kesalahan
Sangat penting orang tua untuk "membiasakan diri" berbicara secara baik dan manis kepala anak, termasuk ketika anak melakukan hal yang salah sehingga harus diluruskan kesalahannya.
Ajarkan bagaimana seharusnya sang anak bersikap yang benar secara perlahan...(karena secara perlahan) maka diperlukan kesabaran dan kecerdasan emosi dari sang orang tua, terutama ketika sang anak memperlihatkan respon kurang baik dari nasehat orang tua.

Jika tetap sang anak masih buruk prilakunya, maka JANGAN PERNAH menyerah, tetaplah berusaha meluruskan sang anak dari kesalahannya dengan cara yang baik.
Demikian cara lemah lembut seperti ini yang hendaknya lebih dominan diterapkan oleh orang tua, boleh memang dengan cara yang agak sedikit lebih keras, tetapi jika memang memberikan manfaat.

Dan cara yang keras ini hedaknya lebih jarang dilakukan, utamakan cara lembut.
Dengan lebih dominan menggunakan cara lemah lembut, maka akan lebih efektif dan lebih mengena pada hati sang anak, dibandingkan menghadapi kesalahan anak dengan berteriak-teriak guna meluruskan kesalahannya.

Beberapa cara untuk menghindarkan diri berteriak pada anak
Bernafaslah dengan tenang. Ketika Anda akan marah pada anak, tarik nafas perlahan dan hembuskan. Tutup mata Anda sebentar dan tenangkan diri Anda.
Kita semua memiliki anak yang menyenangkan, hanya terkadang sedikit nakal. Ajari disiplin pada anak dengan kasih sayang dan cara yang positif.
Jadilah contoh yang baik bagi anak Anda.
Nasehati anak dengan bahasa yang halus dan tutur kata yang lembut.
Ajari anak untuk dapat mengekspresikan perasaannya dengan baik kepada orang tua maupun temannya.
Beri anak aturan yang jelas yang harus dia patuhi. Misalnya tidak boleh menonton televisi saat jam belajar. Jika anak telah terbiasa maka dia akan dengan mudah mematuhi peraturan tersebut.
Selalu berikan pujian jika anak melakukan hal yang baik.
Perkuat hubungan Anda dengan anak. Jadilah pribadi yang dekat dan akrab dengan anak Anda.
Tanamkan dalam diri Anda bahwa Anda mengajari anak disiplin untuk membangun karakter yang baik, bukan untuk membuat anak Anda menangis dan bersedih.
Tidak ada orang tua yang sempurna. Tetaplah tenang jika anak Anda nakal atau rewel. Ajaklah anak bicara baik-baik dan penuh kelembutan.
Ajarkan disiplin pada anak tanpa memukul. Peluk atau elus lembut kepala anak sambil menasehati.
Kata yang bisa Anda ucapkan kepada anak untuk memotivasinya adalah: Kamu pintar sekali, Kamu hebat.
Berikan hadiah kepada anak atas keberhasilannya.

Melalui pendekatan ini diharapkan dapat membentuk karakter dan jiwa anak secara positif. Anak adalah anugerah Tuhan yang menjadikan kita belajar tentang cinta, kebijaksanaan dan kelembutan.

Saya rasa cukup sekian artikel ini saya buat, Harapannya semoga para orang tua yang membaca atau pun anak muda sekalipun dapat lebih mengerti bahaya jika suka membentak anak.

Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Kurang dan lebihnya mohon di maafkan.

Wassalam! ( ^o^) /
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "BAHAYA!!! Ini 12 Akibat Jika Suka Membentak Anak"

 
Copyright © 2016 Suzunime - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top